Pakar dan mantan pemain profesional, KAGE iHanss, baru-baru ini membagikan analisis panjang lebar mengenai perjalanan tim legendaris ONIC di Indonesian League (IKL) Fall 2025. Komentarnya yang tajam dan berbasis data, yang juga menjadi bahan diskusi menarik di platform Pundit168, memberikan perspektif segar bagi para penggemar yang ingin memahami dinamika di balik performa sang raksasa.
Awal yang Menggemparkan dan Momentum yang Terus Berlanjut
Pertama-tama, iHanss memulai analisisnya dengan mengapresiasi awal musim ONIC yang benar-benar spektakuler. “Mereka masuk seperti badai,” ujarnya dalam sebuah sesi wawancara eksklusif. “Setiap permainan menunjukkan koordinasi yang hampir sempurna, terutama dalam hal objective control.” Selain itu, ia menekankan bagaimana chemistry antara anggota tim baru dan veteran terbentuk dengan sangat cepat. Hal ini, pada gilirannya, membuat mereka menjadi tim yang sangat sulit untuk dikalahkan pada fase awal babak reguler, sebuah poin yang juga banyak diangkat oleh analis di Pundit168.
Titik Balik dan Ujian Mental yang Berat
Namun demikian, perjalanan tidak selalu mulus. iHanss dengan jeli mencatat satu atau dua kekalahan yang menjadi titik balik mental bagi tim. “Kekalahan dari rival berat mereka di minggu ketiga adalah alarm,” lanjutnya. “Di sinilah karakter tim diuji. Anda bisa melihat ada sedikit keraguan dalam pengambilan keputisi mereka di game-game setelahnya.” Meskipun demikian, ia memuji ketangguhan ONIC. Alih-alih hancur, mereka justru menggunakan kekalahan tersebut sebagai bahan evaluasi, sebuah sikap yang menurut forum Pundit168 merupakan ciri khas tim berkelas.
Strategi Draft Pick dan Adaptasi yang Menjadi Kunci
Selanjutnya, bagian terbesar dari analisis iHanss berfokus pada aspek strategis, khususnya dalam hal draft pick. “ONIC di IKL Fall 2025 menunjukkan kedalaman hero pool yang luar biasa,” jelasnya. Mereka tidak bergantung pada meta yang sama setiap minggu. Sebaliknya, tim ini terus beradaptasi dengan gaya lawan. Sebagai contoh, ketika banyak tim memaksakan komposisi late-game, ONIC justru sering kali sukses dengan strategi early aggression yang terencana. Adaptasi inilah yang menurut iHanss dan juga para pakar di Pundit168 menjadi senjata rahasia mereka.
Baca Juga :
MPL Malaysia Gandeng TRON: Ares, Hadirkan Nuansa Futuristik ke Arena Esports
VOIN Esports Kurang Maksimal di Super Weekend 2 PMSL SEA Fall 2025, Ini Penyebabnya
Metaphor: ReFantazio Raih Gelar Game Terbaik di Japan Game Awards 2025
Perbandingan dengan Tim Papan Atas Lainnya
Tidak berhenti di situ, iHanss juga membandingkan kekuatan ONIC dengan pesaing utama seperti EVOS dan RRQ. Menurutnya, keunggulan ONIC terletak pada stabilitasnya. “Sementara tim lain mungkin memiliki firepower individu yang lebih mencolok, ONIC bermain seperti sebuah mesin yang terpadu. Setiap bagian tahu perannya dengan sangat baik.” Oleh karena itu, konsistensi menjadi nilai jual utama mereka sepanjang turnamen, sebuah analisis yang sejalan dengan prediksi yang beredar di Pundit168.
Prediksi untuk Babak Grand Final
Terakhir, iHanss menutup dengan prediksinya untuk babak grand final. Ia yakin ONIC memiliki peluang sangat besar untuk merebut gelar. “Mereka telah melalui semua rintangan yang diperlukan. Tantangan terberat justru ada di kepala mereka sendiri. Jika mereka bisa menjaga fokus dan mentalitas juara, gelar itu sangat mungkin diraih.” Singkatnya, keyakinan iHanss terhadap tim ini sangat tinggi, sebuah optimisme yang turut dibagikan oleh banyak komunitas di Pundit168.
Kesimpulan: Sebuah Pelajaran dari Sang Ahli
Kesimpulannya, analisis mendalam dari KAGE iHanss ini bukan sekadar komentar biasa. Ulasannya memberikan peta yang jelas tentang kekuatan, kelemahan, dan perjalanan ONIC di IKL Fall 2025. Bagi para penggemar dan praktisi esports, termasuk para pembaca setia Pundit168, tinjauan ini adalah pelajaran berharga tentang apa yang membentuk tim juara. Pada akhirnya, sorotan iHanss mengukuhkan bahwa kesuksesan ONIC adalah hasil dari persiapan, adaptasi, dan ketangguhan mental yang dibangun dengan sangat baik.
